19 Dec 2022
35
0
Artikel MCU 19 Desember 2022
A. Latar Belakang
Program Studi Profesi Ners merupakan program lanjutan dari mahasiswa untuk menjadi seorang perawat profesional, yang wajib ditempuh setelah lulus program akademik yang bergelar Sarjana Keperawatan. Tujuan diselenggarakannya Program Profesi adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa dalam memperoleh pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan profesional yang mencakup kemampuan intelektual, interpersonal dan skills dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada klien. Kompetensi yang dicapai pada Program Profesi Ners yaitu melaksanakan asuhan keperawatan di 10 bidang keperawatan yaitu Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Komunitas, Keperawatan Keluarga, Keperawatan Gerontik, Keperawatan kegawatdaruratan dan Manajemen Keperawatan. Profil lulusan yang diharapkan dari pendidikan profesi Ners adalah lulusan dapat berperan sebagai Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan), Community Leader (Pemimpin dalam kegiatan komunitas profesi maupun sosial), Educator (Pendidik kesehatan bagi klien dan keluarga), Manager (Pengelolah asuhan keperawatan) dan Researcher (Peneliti pemula). Kebijakan lain tentang kompetensi riset tertuang dalam Standart Praktik Keperawatan Profesional yang mengamanatkan bahwa perawat harus dapat menggunakan hasil riset dalam praktek keperawatan (AIPNI, 2016).
STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto telah melakukan upaya pencapaian profil melalui metode pembelajaran yang digunakan dalam praktik profesi Ners yaitu kegiatan pre dan postconference, tutorial yang diberikan preseptor baik kegiatan meet the expert maupun bed site teaching, diskusi kasus,case report dan operan dinas, pendelegasian kewenangan bertahap, seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini,problem solving for better health (PSBH); dan belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan keperawatan. Kita perlu mencermati bahwa ternyata masih ada satu profil yaitu reseacher (riset) yang belum dirumuskan dalam kurikulum dan belum dilaksanakan dengan dengan baik melalui metode pembelajaan yang telah dilakukan. Hal ini terlihat dalam persiapan, metode pelaksanaan maupun bentuk penilaian yang tidak mencantumkan domain riset. “Research in classroom” belum banyak diadopsi sebagai metode pembelajaran di praktik lapangan.
Metode pembelajaran yang sudah dijalankan, wajib ditambahkan bentuk pembelajaran berupa penelitian, perancangan, atau pengembangan penelitian keperawatan dengan cara menumbuhkan keingintahuan dalam mencari jawaban terhadap fenomena keperawatan dan kesehatan yang terjadi dan menerapkan hasil kajian dalam upaya dalam mewujudkan praktik berbasis bukti (Evidence Based Nursing Practice). Bentuk pembelajaran berupa penelitian, perancangan, atau pengembangan merupakan kegiatan mahasiswa dibawah bimbingan dosen dalam rangka pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, pengalaman otentik, serta meningkatkan kesejahteran masyarakat dan daya saing (Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015). Sebagaimana uraian tersebut maka perlu dikembangkan model Pembelajaran Riset (PBR). PBR akan mampu mengantarkan mahasiswa memperoleh berbagai manfaat dalam konteks pengembangan asimilasi dan aplikasi pengetahuan yang dapat dipetik selama menjalani proses pembelajaran (Roach M., Blackmore P., Dempster J. 2000). Kemampuan asimilasi dan aplikasi pengetahuan mahasiswa akan meningkat serta profil lulusan Ners sebagai Reseacher akan dapat terwujud dan dari kasus yang dipelajari melalui PBR akan dapat meningkatkan pencapaian kelulusan dalam uji komptensi Ners.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Terwujudnya pembelajaran berbasis riset dalam upaya meningkatkan capaian pembelajaran pengembangan asimilasi dan aplikasi pengetahuan mahasiswa Profesi Ners
2) Tujuan Khusus
(1) mengembangkan model pembelajaran praktik profesi keperawatan berbasis riset
2) meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam pengembangan asimilasi dan aplikasi pengetahuan mahasiswa
C. Urgensi
1) Mahasiswa dapat melaksanakan dan mengevaluasi penelitian yang sangat bermanfaat dan membantu dalam pengembangan profesional yang mengedepankan inovasi dan keunggulan
2) Mahasiswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan memiliki peluang untuk aktif di dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan dunia praktik keperawatan dengan pinsip evidance based
3) sebagai pedoman program studi Ners dalam penyusunan kurikulum praktik dengan berbasis risetsehingga dapat meningkatkan pencapaian kelulusan dalam uji kompetensi Ners.
D. Konsep Dasar PBR
1. Pembelajaran Berbasis Riset
Pembelajaran berbasis riset adalah a system of intruction which used an authentic learning, problem-solving, cooperative learning, hands on, and inquiry discovery approac, guided by contructivist philosophy. Pembelajaran berbasis riset adalah petunjuk dari suatu sistem dimana menggunakan pembelajaran yang autentik, dengan penyelesaian masalah, pembelajaran bersama (kelompok), proses kegiatan yang me- merlukan pemikiran serta tindakan langsung, dan penemuan dari hasil rasa ingin tahu, yang berdasarkan filosofis kontruktivisme. Pembelajaran berbasis riset didasari filosofi konstruktivisme yang mencakup 4 aspek yaitu mengembangkan prior knowledge, pembelajaran yang merupakan proses interaksi sosial dan pembelajaran bermakna yang dicapai melalui pengalaman nyata (Clark Br, 1997).
Pembelajaran berbasis riset bersifat multifaset yang mengacu kepada berbagai macam metode pembelajaran. Pembelajaran berbasis riset memberi peluang/kesempatan kepada mahasiswa untuk mencari informasi, menyusun hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan atas data yang sudah tersusun; dalam aktivitas ini berlaku pembelajaran dengan pendekatan “learning by doing” (Ian Westburyet.al, 2005).King, F. J., Goodson, L., & Rohani, F. (1998) menyatakan pembelajaran berbasis riset memberikan pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan penelitian (riset) sebagai langkah pelaksanaan dalam prosesnya. Proses pembelajaran yang berlangsung merupakan implementasi perpaduan dari karakteristik tindakan penelitian dan pembelajaran bermakna (meaningful learning). Metode student-centered learning (SCL) yang mengintegrasikan riset di dalam proses pembelajaran meupakan salah satu pelaksnaan pembelajaran berbasis riset (Puspenglit, 2009).
Pembelajaran Berbasis Riset bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang mengarah pada aktifitas analisis, sintesis, dan evaluasi serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan (Gerald Choon et.al, 2008) . Tujuan tersebut meliputi 1) Meningkatkan kebermaknaan mata kuliah agar lebih bersifat kontekstual melalui pemaparan hasil-hasil penelitian2) memperkuat kemampuan berpikir mahasiswa sebagai peneliti3) melengkapi pembelajaran melalui internalisasi nilai penelitian, praktik, dan etika penelitian dengan cara melibatkan penelitian 4) Meningkatkan mutu penelitian di perguruan tinggi dan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penelitian 5) Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang perkembangan suatu ilmu melalui penelitian yang berkelanjutan. 6) Meningkatkan pemahaman tentang peran penelitian dalam inovasi sehingga mendorong mahasiswa untuk selalu berpikir kreatif di masa datang7) Meningkatkan kualitas pembelajaran secara umum. Manfaat PBR dikenal sejak beberapa dasawarsa yang lalu, beberapa literatur menyetarakan dengan project-based learning karena hampir tidak ada proyek yang tidak melibatkan penelitian (Widyawati, Tri Diah dkk. 2010).
Strategi dalam memadukan pembelajaran dan riset yang secara empiric adalah dengan upaya 1) memperkaya bahan ajar dengan hasil penelitian pendidik, 2) menggunakan temuan-temuan penelitian mutakhir dan melacak sejarah, 3) memperkaya kegiatan pembelajaran dengan isu-isu penelitian kon temporer, 4) mengajarkan materi metode penelitian di dalam proses pem belajaran, 5) memperkaya proses pembelajaran dengan kegiatan penelitian dalam skala kecil, 6) memperkaya proses pembelajaran dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan, 7) memperkaya proses pembelajaran dengan mendorong mahasiswa agar merasa, 8) memperkaya proses pembelajaran dengan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh peneliti (Masri Kudrat Umar, dkk. 2011).
Tiga langkah utama dalam pembelajaran berbasis riset,yaitu1) Tahap Pengenalan. Pada tahap ini akan dikembangkanpengenalan dan kesadaran mahasiswa untuk disiplin ilmu masing-masing, mengembangkan alat-alat analisis dan teknis dari disiplin ilmu yang tepat, dan mengekspos kajian penelitian dan temuan-temuan terbaru yang dilakukan oleh mahasiswa; 2) Tahap Tindakan yaitu memperkaya kemampuan mahasiswa dengan mengembangkan pengetahuan interdiscriplinary, memfasilitasi mahasiswa untuk belajar dan bekerja, dengan keterampilan komunikasi, 3) tahap Penyajian Data yaitu pengalaman yang telah dipeoleh akan disajikan dalam tugas akhir praktik mahasiswa (Widyawati, Tri Diah dkk. 2010).
2. Praktik Profesi Ners
Pendidikan Profesi Ners merupakan pendidikan akademik-profesional dengan proses pembelajaran yang menekankan pada tumbuh kembang kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang akademisi dan profesional. Landasan tumbuh kembang kemampuan ini merupakan kerangka konsep pendidikan yang meliputi falsafah keperawatan sebagai profesi, dan keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional yang akan mempengaruhi isi kurikulum dan pendekatan utama dalam proses pembelajaran. Kerangka konsep pendidikan ners saat ini mengembangkan kerangka konsep yang dipergunakan pada kurikulum inti pendidikan ners tahun 2010 dengan melakukan penyesuaian terhadap Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi tahun 2014 (AIPNI, 2016)
Pendidikan Profesi Ners merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan akademik pada Program Studi Ilmu Keperawatan (S1) yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun dimana sistem pembelajaran sepenuhnya dilakukan di lahan praktik. Tujuan pendidikan Profesi Ners adalah mempersiapkan mahasiswa melalui penyesuaian professional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan secara komprehensif, sehingga memiliki kemampuan profesional dengan menerapkan konsep dan teori, melaksanakan asuhan keperawatan, mendokumentasikan seluruh proses keperawatan, mengelola praktik pelayanan keperawatan. Mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan profesi Ners diharapkan akan mampu menjadi perawat profesional dan dapat mempraktikkan ilmunya.
Lingkup praktik keperawatan tidak dibatasi pada tugas, fungsi, dan tanggung jawab yang spesifik, tetapi merupakan kombinasi pengetahuan, membuat keputusan, dan ketrampilan yang mengijinkan perawat untuk memberikan perawatan secara langsung dan mengevaluasi dampaknya, membela pasien untuk kesehatannya, mensupervisi dan mendelegasi pada yang lain, memimpin dan mengelola, mengajar, melakukan penelitian dan pengembangan kebijakan kesehatan untuk sistem asuhan kesehatan. Lingkup praktik perawatan bersifat dinamis dan responsifterhadap perubahan kebutuhan kesehatan, pengembangan pengetahuan dan teknologi. Review periodik lingkup praktik ini penting untuk mengikuti perkembangan kesehatan terbaru dan untuk mendukung peningkatan status kesehatan. Lingkup praktik ini harus cukup luas dan fleksibel agar dapat berinovasi dan mengikuti perkembangan (AIPNI, 2016).
3. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Riset
Pendidikan profesi Ners di STIKes Bina Sehat PPNI dilaksanakan sejak tahun 2010. Jumlah lulusan sampai tahun 2017 ini sebanyak 1230 lulusan. STIKes Bina Sehat PPNI menyelenggarakan pendidikan profesi Ners dengan status akreditasi Progam Studi B dari LamPT Kes dan menerapkan beban pembelajaran sebanyak 42 SKS. Hasil studi pendahuluan pada praktik profesi Ners STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto secara eksplisit dalam kurikulum belum mencantumkan adanya metode pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai Standart Praktik Profesional Perawat standart VII tentang kemampuan riset. Padahal dalam profil kelulusan mahasiswa harus dapat berperan sebagai Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan), Community Leader (Pemimpin dalam kegiatan komunitas profesi maupun recep), Educator (Pendidik kesehatan bagi klien dan keluarga), Manager (Pengelolah asuhan keperawatan) dan Researcher (Peneliti pemula).Selama ini pembelajaran praktik meliputi adalah pre dan postconference; tutorial yang diberikan receptor baik kegiatan meet the expert maupun bed site teaching; diskusi kasus; case report dan operan dinas; pendelegasian kewenangan bertahap; seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini; problem solving for better health (PSBH); dan belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan keperawatan (STIKes Bina Sehat PPNI. 2017). Metode pembelajaran yang sudah dilakukan belum mencakup metode pembelajaran yang mengakomodasi pencapaian profil perawat sebagai Researcher. Research in classroom belum banyak diadopsi sebagai metode pembelajaran di STIKes. Upaya mewujudkan profil lulusan yang dapat melaksanakan riset seharusnya memerlukan metode pembelajaran berupa penelitian, perancangan, atau pengembangan penelitian keperawatan dengan cara menumbuhkan keingintahuan dalam mencari jawaban terhadap fenomena keperawatan dan kesehatan yang terjadi dan menerapkan hasil kajian dalam upaya dalam mewujudkan praktik berbasis bukti (Evidence Based Nursing Practice).Proses pembelajaran hendaknya merupakan implementasi perpaduan dari karakteristik tindakan penelitian dan pembelajaran bermakna (meaningful learning). Pembelajaran berbasis riset merupakan salah satu metode student-centered learning (SCL) yang mengintegrasikan riset di dalam proses pembelajaran. Riset merupakan sarana penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Komponen riset terdiri dari: latar belakang, prosedur, pelaksanaan, hasil riset dan pembahasan serta publikasi hasil riset. Kesemuanya itu memberikan makna penting yang dapat dilihat dari beberapa sudut pandang: formulasi permasalahan, penyelesaian permasalahan, dan mengkomunikasikan manfaat hasil penelitian. Hal tersebut diyakini mampu meningkatkan mutu pembelajaran dalam menyiapkan lulusan sebagai reseacher.
E. Penutup
Profil lulusan yang diharapkan dari pendidikan profesi Ners diantaranya adalah sebagai reseacher. Metode pembelajaran yang tepat untuk dijalankann adalah pembelajaran berbasis riset (PBR) yang akan dapat meningkatkan kemampuan asimilasi dan aplikasi pengetahuan mahasiswa sehingga dapat meningkatkan pencapaian kelulusan uji kompetensi.
AIPNI. 2016. Kurikulum Inti Pendidikan Ners Indonesia tahun 2015. edisi pertama. Jakarta. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia
Clark BR. 1997. The Modern Integration of Research Activities with Teaching and Learning, J. Higher Educ., 1997; 68:241-255
Gerald Choon-Huat Koh, Hoon Eng Khoo, Mee Lian Wong and David Koh. 2008. The effects of problem-based learning during medical school on physician competency: a systematic review CMAJ January 01, 178 (1) 34-41
Ghozali,I.2008.StructuralEquation Modeling, MetodeAlternatif dengan Partial LeastSquare Edisi1.Semarang. BadanPenerbit UniversitasDiponegoro
Griffith Institute for Higher Education. 2008. Research-based learning: strategies for successfully linking teaching and research. University of Griffith.
Harsono, 2005, Pengantar Problem-Based Learning. Medika, Yogyakarta,
Ian Westbury, Sven-Erik Hanse´n, Pertti Kansanen and Olejorkvist. 2005. Teacher Education for Research-based Practice in Expanded Roles: Finland’s Experience. Scandinavian Journal of Educational Research. Vol. 49, No. 5, November 2005, pp.475–485
Masri Kudrat Umar, dkk. 2011. Pengembangan Pembelajaran Berbasis Riset Di Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo.
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Pusat Pengembangan Pendidikan, 2009, Naskah Akademik Student TeacherAesthetic Role- sharing (STAR), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.
Roach M., Blackmore P., Dempster J.. 2000. Supporting High-Level Learning Through Research-Based Methods: interim guideline for course design, TELRI Project-University of Wrwick.
STIKes Bina Sehat PPNI. 2017. Buku Pedoman pendidikan Pofesi Ners. Mojokerto
Tahereh Pourshafie & Rosaline Murvey. 2013. Facilitating problem based learning in teacher education: getting the challenge right, Journal of Education for Teaching International research and pedagogy, Volume 39, Issue 2 , Taylor &francis online
King, F. J., Goodson, L., & Rohani, F. 1998. Higher order thinking skills: Definition, teaching strategies, ssessment. Publication of the Educational Services Program, now known as the Center for Advancement of Learning and Assessment. www. cala. fsu. edu.
Widyawati, Tri Diah dkk. 2010. Pedoman Umum Pembelajaran Berbasis Riset (PUPBR). Kerjasama antara Pusat Pengembangan Pendidikan, Kantor Jaminan Mutu, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM. Universitas Gadjah Mada