Asi Eksklusif, Makanan Terbaik Untuk Calon Penerus Bangsa
"Author : Tonasih, S.S.T., M.Kes."
Artikel MCU 19 Desember 2022 - Menyusui adalah kodrat wanita di muka bumi ini setelah melewati masa kehamilan dan persalinan. Proses menyusui secara tidak langsung memberikan manfaat yang banyak untuk ibu dan bayi.
Enam bulan pertama kehidupan bayi di luar kandungan menjadi waktu penting bayi mendapatkan ASI eksklusif dari ibunya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi lahir sampai dengan 6 bulan, tanpa pemberian makanan/minuman apapun (Roesli, 2002).
Namun kenyataan di lapangan, pemberian ASI eksklusif pada bayi akhir-akhir ini tidak maksimal. Banyak penyebabnya, mulai dari kurangnya pemahaman ibu-ibu tentang ASI eksklusif, alasan ASI tidak keluar, alasan ibu harus bekerja dan lain sebagainya. Padahal kita bisa melihat bersama banyak ibu-ibu yang bekerja namun juga sukses memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Justru sebaliknya ibu-ibu yang tidak bekerja tidak mampu memberikan ASI eksklusif pada bayinya dengan alasan ASI tidak keluar. Menurut Roesli (2011) dalam bukunya yang berjudul “Panduan Praktis Menyusui” jika ibu memberikan ASI nya, tidak ada istilah ASI tidak keluar, karena mekanisme pengeluran ASI seperti hukum ekonomi. Saat ASI dikeluarkan dalam jumlah banyak, yang diproduksi pun juga lebih banyak.
Lalu bagaimana dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif? Benar-benar sangat disayangkan. Alasan-alasan di atas sebenarnya tidak perlu terjadi asalkan ibu-ibu memahami benar tentang ASI eksklusif. Allah memberi hal-hal yang diperlukan manusia sesuai dengan kebutuhannya. ASI diberikan pada bayi untuk mencukupi kebutuhan nutrisi pada bayi. Dalam ASI terkandung nutrisi yang sangat penting untuk bayi sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik.
Di dalam bukunya Roesli (2011) menyampaikan jika ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dan berkomposisi seimbang dan secara alami telah disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan serta perkembangan bayi. ASI terbukti memiliki bisa mencukupi kebutuhan nutrisi bayi sampai usia 6 bulan pertama kehidupan yang biasa kita sebut sebagai ASI eksklusif. ASI terbukti mengandung imunoglobulin yang bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi dari virus, bakteri, parasit dan jamur yang terkandung dalam kolostrum, sehingga menurunkan resiko penyakit diare, infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi. Di dalam ASI terkandung taurin, laktosa, DHA, AA, Omega 3 dan omega 6 yang bermanfaat untuk memberi nutrisi sel-sel otak sehingga sel-sel otak bayi berkembang secara baik dan optimal dan berpemgaruh pada kecerdasan bayi.
Indonesia sangat mendukung pemberian ASI eksklusif hingga pemerintah mengeluarkan undang-undang tentang pemberian ASI eksklusif. Undang-undang tersebut tertuang dalam: UU nomor 33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif. Dalam UU tersebut pemerintah banyak mengatur mengenai ASI eksklusif, mulai peraturan pemberian ASI eksklusif, peraturan tenaga kesehatan dalam pemberian ASI eksklusif, peraturan fasislitas pelayanan kesehatan dalam pemberian ASI eksklusif dan dukungan tempat umum dan tempat bekerja dalam pelayanan ASI eksklusif.
Dari ulasan UU nomor 33 tahun 2012 di atas, alasan ibu bekerja lalu tidak menyusui bayinya sebenarnya bisa kita toleransi dengan baik. Pengalaman penulis, meskipun bekerja, penulis tetap bisa memberikan ASI ekskusif untuk bayi. Penulis memberikan ASI perah saat bekerja. Di tempat kerja penulis memerah ASI lalu menyimpannya di lemari es dan dibawa pulang saat jam kerja usai. Tetap berikan ASI pada bayi, karena ASI adalah satu-satunya makanan terbaik untuk anak kita di 6 bulan pertama kehidupannya.
Referensi :
Utami Roesli (2000). ‘Imengenal
ASI Eksklusif”. Niaga Swadaya: Jakarta
Utami Roesli (2011). “Panduan Praktis Menyusui”. Pustaka
Bunda: Jakarta
UU nomor 33 tahun 2012 tentang
Air Susu Ibu Eksklusif